Jumat kemarin ada yang berbeda di sekolah saya. kebetulan jam pelajaran ke 5 dan 6 kelas 12 ada seminar gitu di ruang auditorium. KATANYA sih penyuluhan buat anak-anak SMA yang udah nyoblos tanggal 20 september nanti biar nggak golput, tapi nggak yakin juga tujuannya cuma itu. wallahu'alam deh.. positive thinking aja. hehe.. pas keluar dari ruang auditorium, kok sekitar sekolah rame banget, murid-murid kelas 10 dan 11 pada ada di koridor kelas seperti sedang menyambut seseorang yang akan datang. tapi siapa? itulah pertanyaan yang dari tadi terngiang-ngiang dikepala saya dan mungkin disebagian besar murid kelas 12 lainnya. tiba-tiba, sebuah mobil warna hitam muncul dari gerbang sekolah dibarengi dengan sorak-sorai dan tepuk tangan murid-murid kelas 10 dan 11. siapa sih? gubernur? segitunya penyambutannya. bertanya kesana kemari enggak ada yang tau.*yaiyalah. nanyanya sama anak kelas 12 juga. ya ga ada yang tau. -_- | iya juga ya? haha..* makin penasaran lah saya, saya berdiri dipinggir lapangan depan gedung baru. kalau berdiri disana pandangan tepat ke tengah lapangan, bisa leluasa melihat ke segala arah. dan, mobil itu pun berhenti tepat ditengah lapangan. kayaknya bener nih yang dateng gubernur, berhubung seminar tadi ada hubungannya dengan pemilu. tapi kok kayak ngeliat bu mela (guru akuntansi paling gaul. hehe..;)) di bangku supir. masa iya bu mela supirnya sang subernur? halaaah.. makin ngaco aja pikiran saya. oke saya tunggu aja siapa yang akan keluar. dan ternyaataaaaaaaaaaaaaaaaaa............... subhanalllah... ada dua orang yang sepertinya saya kenal keluar dari mobil itu, suara tepuk tangan makin ramai. saya memang kenal mereka. mereka adalah Ari dan Magun!! waaahh... baru pulang OSN ternyata. murid-murid kelas 12 yang sudah menyadari siapa yang datang langsung berhamburan ke lapangan dan menghampiri mereka. seketika lapangan penuh. Ari dan Magun bak artis terkenal saat itu. saya? saya dimana ya saat itu? saya tetap berdiri ditempat. bingung. kaget. terharu. apalagi pas ngeliat sesuatu yang dikalungkan di leher Magun. itu MEDALI, bro! medali perak! alhamdulillah... mereka berhasil. walaupun Ari belum berhasil dapat medali, tapi bagi saya mereka tetap aja udah berhasil. selamat yaa.. :)
Ada sesuatu yang mengusik hati saya. inilah maksud dari judul posting kali ini. luka itu kembali terbuka...
sejenak, sejalan dengan rasa bahagia, bangga, terharu atas keberhasilan teman-temanku, teman-teman seperjuanganku dulu. ada rasa sedih yang dengan otomatis datang saat itu. saya seperti terlempar ke masa-masa perjuangan di OSN dulu. dari tingkat sekolah,kabupaten,pra provinsi,provinsi, dan saya berhenti disitu. ya, satu langkah lagi menuju nasional. saya belum berhasil dikesempatan ini. berat sekali perjuangan itu, tapi saya senang menjalaninya. terlebih perjuangan itu dilakukan bersama teman-temanku yang alhamdulillah sebagian besar adalah temanku di organisasi Rohis. tapi di tingkat provinsi tahap 2 di bidang ekonomi, dua teman saya yang dari awal kita berjuang bareng, belajar bareng, pergi ketempat pembinaan yang cukup jauh bareng, mereka nggak lolos. cuma saya. saat itu sepertinya beban dan harapan orang-orang tertumpu di saya ditambah lagi dengan anggapan beberapa orang di sekolah kalau tiap tahun atau setidaknya 2 tahun terakhir bidang ekonomi selalu masuk ke nasional, juga harapan yang sangat besar dari mama saya. saya mulai menjalaninya dengan tidak enjoy, tidak senikmat dulu, dibayangi sama kekurangan diri yang masih jauh dibanding teman-teman dari berbagai sekolah pas pembinaan. 10 hari saya bolak-balik cengkareng-pinang ranti. cukup melelahkan, dan cuma sendiri. hari pengumuman pun tiba. saya tidak lolos. bukan kekalahan yang saya tangisi saat itu, karena dari awal perjalanan saya tau dalam sebuah kompetisi pasti ada kalah dan menang. semua tergantung usaha dan doa kita. tapi yang membuat saya sedih adalah saya tidak bisa memenuhi harapan mereka... harapan mama, guru, teman dan orang-orang yang sudah saya repotkan selama perjalanan saya di OSN ini. walaupun mereka tidak masalah dengan itu, tetap saja saya merasa tidak enak. semuanya pasti karena saya yang kurang usaha. maaaaafffff sekali...
saya melihat teman-teman saya yang sudah ikut berhamburan di lapangan. ada ghonia,syifa,rindi,irma. saya pun mengahampiri mereka. kami banyak mengucap syukur disana. ghonia dan irma gabung ke kerumunan didepan sana. saya sempat ikut mereka. tapi karena saya tidak terlalu suka keramaian yang seperti itu. saya minggir. ada syifa dan rindi dipinggir lapangan. saya pun memilih menghampiri mereka. disana saya tetap memperhatikan kerumunan itu. kami bertiga diam dengan pikiran masing-masing. muncul pemikiran "harusnya gue juga ada disitu..." bener-bener nusuk ke hati. saya melihat ekspresi syifa, seperti menahan tangis dan memang sudah menagis tadi. chery juga ada disitu. dia adalah teman yang saya maksud diatas, teman seperjuangan di bidang ekonomi. chery sempet berbicara beberapa hal. dan itu membuat saya benar-benar menahan tangis. chery bilang "sar, jangan nangis" saya balik kebelakang, mengatur emosi yang meluap-luap. "sedih cher" hanya itu ucapan saya, seketika saya ralat ucapan itu "nggak sedih kok. gue terharu, bukan sedih. hehe.."
sebesar apapun rasa kecewa itu... semua akan tetap berjalan. karena inilah garis yang harus saya lewati. mungkin bukan disini, dilain waktu, dilain tempat, saya akan menjemput kesuksesan saya. karena Allah selalu mendengar doa hambanya... :)


0 komentar:
Posting Komentar