Dengarlah wahai angin
Nyanyian sunyiku mengitari sukma dan raga
Gejolaknya tak lagi mampu menyergahku dari tangis sedu
Membuat terdayu
Tergugu
Terpaku dalam getaran rindu
Setiap waktu
Sebongkah harap membatu dengan cemas berkepanjangan
Menyudutkanku dengan cinta dalam satu nama
Adakah sampai saat-saat itu ? menatap matanya bersama mataku
Kusadari itu...
Berdiri di antara mahligai mimpiku
Dari waktu ke waktu
Sejak itu ku tahu, aku begitu rapuh
Menantimu memanjaku
Mengharapmu membuatku berlabuh
Kutahu itu... tipu dan tipu
Bila semua menipu
Sayang begitu sulit kulari darimu
Di sini kutemukan...
Rajutan simpul memadu kasih di relung hati
Menggusurku dalam bias rindu, mendekapku bersama pesonamu
Mataku bicara, hatiku berkata dan senyumku berucap
Satu rasa satu asa
Inikah cinta... oh indahnya
Sejenak.. degub-degup tak beraturan merutukiku
Meresahkan.. melelahkan.. menyesakkan
Noktah jingga menengadah
Melempar romantika pada kuncup-kuncup yang belum mekar
Setan-setan menggelegar, memamerkan gigi tajamannya
Inilah saatnya... anganku kan kubawa
Oh Tuhan
Bagaimanakah akhirnya?
Diambil dari buku : Saat cinta datang belum pada waktunya (Ari Pusparini)


0 komentar:
Posting Komentar